NEWS


Truk BBM Nyaris Meledak di Bintan

TRUK TERBAKAR-Sejumlah petugas memadamkan api yang membakar mobil tangki pengangkut BBM di Jalan Nusantara KM 23 Bintan, Kepri, Sabtu (3/3). Kebakaran diduga akibat adanya korsleting atau hubungan arus pendek pada pendingin udara (AC) ruang kemudi truk tersebut. Supir truk mengalami luka bakar (foto atas). ANTARA-EDY HARYANTO/HALUAN KEPRITerbakar Selama 1,5 Jam

BINTAN-Sebuah truk tangki pengangkut bahan bakar minyak (BBM) nyaris meledak di KM 23 Jalan Raya Nusantara, Kijang, Kabupaten Bintan, Kepri, Sabtu (3/3) pagi. Truk itu mengalami kebakaran di bagian depan selama hampir 1,5 jam usai mengisi 8.000 liter premium di Terminal Pertamina Kijang.
Akibat kebakaran itu, supir truk bernama Zulkifli dan kernetnya Gunawan mengalami luka bakar serius di sekujur tubuhnya, terutama pada bagian  tangan, kepala dan kaki. Keduanya dilarikan ke RSUD Kijang untuk mendapat perawatan. Truk sendiri hangus di bagian depan hingga tinggal rangka. Kedua ban bagian depan juga ikut habis terbakar hingga hanya menyisakan besi velgnya saja. Adapun bagian belakang truk, termasuk tangki tampak menghitam karena terkena jilatan api.

Sebenarnya, kebakaran itu cepat dilaporkan ke UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bintan. Tapi, petugas UPT Damkar Bintan tidak dapat berbuat banyak untuk memadamkan api karena satu-satunya mobil pemadam kebakaran yang ditempatkan di wilayah Kijang sedang dalam perbaikan di bengkel. Api pun baru dapat dipadamkan sekitar 1,5 jam setelah kebakaran terjadi setelah satu unit mobil pemadam kebakaran didatangkan dari Kota Tanjungpinang.

Informasi yang diperoleh di lapangan, truk bernomor polisi BP 9528 TA itu selesai mengisi muatan di Terminal Pertamina Kijang sekitar pukul 10.00 WIB. Saat meninggalkan Terminal Pertamina Kijang, truk milik PT Bumi Citra Sarana (BCS) itu dalam kondisi baik dan tanpa mengalami gangguan. "Truk tangki tersebut usai mengisi sekitar pukul 10.00 pagi. Waktu itu kondisi truk saya lihat baik-baik saja. Truk tersebut memuat BBM di urutan kedua pagi tadi," kata Sisdiwanto, petugas sekuriti Terminal Pertamina Kijang saat ditemui di lokasi kebakaran.

Menurut Sisdiwanto, truk tangki tersebut rencananya akan mengantarkan premium ke SPBU di KM 10 Kota Tanjungpinang. Namun sekitar 10 menit setelah meninggalkan Terminal Pertamina Kijang, kata Sisdiwanto, pihaknya mendapat kabar bahwa truk tangki tersebut terbakar.

Suhendra, petugas pengawas di Terminal Pertamina Kijang, mengatakan pihaknya sempat membawa empat tabung racun api untuk memadamkan kebakaran. Namun, melihat besarnya kobaran api, tabung racun api tersebut tak jadi digunakan. Menurut dia, tabung racun api ukuran besar tersebut tidak mungkin bisa memadamkan api yang sudah membesar.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Kanit Sabhara Polsek Bintan Timur Ipda Rubito, api diduga berasal dari korsleting kabel listrik saat supir menghidupkan AC (pendingin udara) di dalam kabin truk. Awalnya, kata dia, supir sempat menghentikan kendaraannya karena sedang menerima panggilan melalui telepon genggamnya. Diduga karena merasa kepanasan di dalam kabin, sang supir berniat menghidupkan AC. "Saat menghidupkan AC itu api tiba-tiba muncul dan langsung menyambar supir dan kernet dari bagian mesin," kata Rubito di lokasi kejadian.

Rubito menambahkan petugas yang saat itu sedang berpatroli dan kebetulan dekat dengan tempat kejadian perkara (TKP) segera memberi pertolongan. Saat itu, supir dan kernet langsung diminta petugas berguling-berguling di atas rumput yang tumbuh di bahu jalan agar api yang membakar tubuhnya padam. "Kita minta mereka berguling-guling di rumput agar api padam. Setelah api padam di tubuh mereka, kita segera membawa ke RSUD Kijang dengan mobil patroli," kata Rubito.

Dalam upaya pemadaman api, Kepala Seksi Damkar Tanjungpinang Raja Mukmin dan  komandan regu Anton bersama anggota Damkar dari Bintan dan Tanjungpinang tampak bertungkus lumus memadamkan api dengan menggunakan sejenis busa. Beruntung karena kobaran api tidak begitu besar lagi proses pemadaman dapat diselesaikan dalam waktu singkat.

Sementara itu, pihak UPT Damkar Bintan mengakui sudah tiga hari terakhir satu-satunya mobil pemadam kebakaran yang ditempatkan di Kijang berada di bengkel untuk perbaikan. Kepala UPT Damkar Bintan Jarita Ahmad mengatakan bahwa pihaknya segera berkoordinasi dengan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bintan Dian Nusa selaku atasannya setelah mendapat laporan soal kebakaran itu untuk mendatangkan upaya bantuan.

Setelah mendapat laporan itu, lanjut Dian Nusa, ia segera terjun ke lokasi dan mengoordinasikan upaya pemadaman, termasuk meminta bantuan mobil pemadam kebakaran dari Kota Tanjungpinang. "Kita secepatnya menghubungi Damkar Tanjungpinang untuk mengirim bantuan ke Kijang. Namun karena perjalanannya cukup jauh dari Tanjungpinang perlu waktu sampai ke lokasi. Kita minta masyarakat bisa memahami ini," kata Dian saat dijumpai di TKP.

Dian mengatakan mobil pemadam kebakaran yang ditempatkan di Kijang berada di bengkel untuk perbaikan karena usianya sudah mencapai 12 tahun. "Untuk mencari armada cadangan kita tak punya. Selama ini armada damkar hanya dua yakni satu di Kijang dan satu lagi di Tanjunguban. untuk mendatangkan di Tanjunguban tak mungkin karena jaraknya yang cukup jauh," ujarnya.

Disesalkan

Tokoh masyarakat Kijang Naimatsu menyayangkan lambannya penanganan kebakaran tersebut. Pihaknya juga merasa kecewa karena di saat genting, sejumlah nomor telepon penting tidak bisa dihubungi. "Saat kebakaran terjadi kita sudah menghubungi sejumlah pihak baik damkar maupun   pejabat di Kijang tapi satupun tak ada yang mengangkat teleponnya. Padahal di saat genting seharusnya semua pihak merespon hal yang mengancam keselamatan masyarakat ini. Tapi yang terjadi kebakaran dibiarkan berjam-jam saja tanpa ada penanganan. Padahal kalau tanki itu meledak tentu banyak nyawa akan menjadi korban," kata Naimatsu.

Naimatsu mendesak Pemerintah Kabupaten dan DPRD Bintan untuk segera menambah mobil pemadam kebakaran sehingga peristiwa serupa tidak terulang lagi di kemudian hari.

Pantauan di lokasi, kebakaran tersebut menyedot perhatian masyarakat. Namun polisi melarang masyarakat untuk mendekati lokasi truk yang terbakar karena khawatir tanki meledak sewaktu-waktu. Pihak kepolisian pun menutup arus lalu lintas yang akan melewati  lokasi dan mengalihkan ke jalur alternatif. Hingga berita diturunkan truk tanki beserta muatannya belum dievakuasi. ***







Kecelakaan Maut di Jalan Simpang Senggarang

Polisi di bantu warga membersihkan organ tubuh korban yang berceceran

Fira Alfira (7) siswi sebuah SD di Tanjungpinang, warga Jalan Brigjen Katamso gang Meranti nomor 2, meninggal seketika di simpang Lampu merah Batu 14, Senggarang, Senin (26/12), sekitar pukul 16.30 WIB. Sementara Santia Bella Safira (17), kakak kandung korban hanya luka ringan.
Fira tewas setelah terjatuh dari sepeda motor yang dikemudikan Santia dan digilas lori yang memuat tabung gas Elpiji milik Pertamina.
Kecelakaan terjadi ketika Yamaha Mio BP 4628 BG yang dikemudikan Santia melaju dari Senggarang menuju Batu 8. Pada saat bersamaan, lori bermuatan tabung gas Elpiji subsidi bernomor polisi BP 8962 TY yang dikendarai Ujang Efendi (50) juga melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Tanjunguban.
‘’Saat lori melewati simpang, Santi tetap melaju. Jaraknya terlalu dekat sehingga ia tersenggol lori bagian kanan belakang. Sepeda motor jatuh ke sisi kanan, namun Fira tersangkut roda dan tergilas. Kebruntungan masih menyertai pengemudianya, karena jatuh ke sisi kanan,” ujar Ari, pengendara lain yang saat itu berada di belakang korban.
Fira terseret beberepa meter hingga bagian kepalanya hancur. Batok kepalanya hancur, otaknya berceceran di jalan. Mengetahui ada kecelakaan, warga langsung berdatangan. Fira dilarikan ke rumah Sakit Umum Daerah.
Sementara Ujang diamankan polisi bersama lori yang dikendarainya.
Kasat lantas Polres Tanjungpinang AKP Oxy Yudha Pratesta melalui Kanit Laka Lantas Ipda Fiska Ananda mengakui adanya peristiwa itu.

“Pengendara lori sudah kami amankan untuk diambil keterangan. Kini kasusnya masih dalam penyidikan,’’ ucapnya.






CAMAT TOAPAYA RAIH PENGHARGAAN NASIONAL
KECAMATAN SAYANG IBU

Presiden SBY memberikan ucapan selamat dan penghargaan kecamatan sayang ibu kepada Camat Toapaya Ronny Kartika pada saat peringatan hari ibu di Jakarta kemarin

Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan, mewakili Provinsi Kepri menerima penghargaan kecamatan sayang ibu (KSI) dari Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), Kamis (23/12) kemarin. Penghargaan KSI itu diterima langsung oleh Camat Toapaya, Ronny Kartika yang sebelumnya telah mendapat penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Bintan sebagai Camat terbaik 2011 se Kabupatem Bintan.
Penghargaan KSI merupakan wujud perhatian pemerintah pusat kepada kecamatan yang menggalakan program dalam menekan angka kematian ibu hamil dan anak balita. Untuk mendapatkan award KSI dari pemerintah pusat, Provinsi Kepri sejak Juli 2011 lalu sudah melakukan penilaian dan evaluasi setiap kecamatan di Kepri. Atas program dan inovasi yang dilakukan selama ini, Kecamatan Toapaya mewakili Kepri sebagai kecamatan yang berhak menerima award KSI.
Camat Toapaya, Ronny Kartika menjelaskan, dalam menekan angka kematian ibu hamil dan balita di Toapaya telah dibentuk satuan tugas (Satgas) di setiap kelurahan dan desa. Satgas yang dibentuk berfungsi sebagai pemberdayaan masyarakat dan menciptakan jaringan terhadap kepekaan sosial yang tinggi.
Salah satu contoh, masing-masing desa dan kelurahan menyediakan ambulance desa. Ambulance desa itu bukan hanya mobil dari kecamatan, tapi kenderaan roda dua yang ontime 24 jam untuk melayani masyarakat. Terutama ibu hamil dan pelayanan bagi anak balita.
“Kendaraan kepala desa dan lurah merupakan ambulance desa yang siap melayani kepentingan masyarakat. Terutama untuk ibu hamil dan balita yang perawatannya dirujuk ke rumah sakit,” sebut Ronny, Jumat (23/12).
Selain ambulan desa, Ronny mengatakan, pemerintah kecamatan Toapaya sudah menggalakan tabung ibu bersalin (Tabulin) sebagai dana untuk proses persalinan. Tabulin dijalankan melalui Satgas. Masing-masing ibu hamil menyimpan sedikit uangnya sampai proses persalinan.
Sehingga pada saat proses persalinan, keluarga tidak lagi memikirkan soal biaya. Selain tabulin, untuk menekan angka kematian ibu hamil dan balita, pemerintah kecamatan Toapaya juga sudah menggalakan program dasolin. Dasolin itu merupakan dana sosial untuk proses bersalin bagi ibu hamil yang kurang mampu.
“Jika seorang ibu yang melahirkan tidak memiliki tabulin yang cukup, sebagian biayanya akan diambil dari dasolin. Sehingga tabungan sosial itu bisa mengatasi dalam pembiayaan persalin. Yang terpenting, masyarakat yang menjalani proses persalinan harus selamat dan tidak terkendala,” tambahnya.
Tidak hanya itu, pemerintah Kecamatan Toapaya sejak beberapa bulan lalu telah membuat program sentral pondok sayang ibu. Pondok sayang itu didirikan untuk kegiatan-kegiatan bimbingan maupun aksi kemasyarakatan terhadap ibu hamil dan balita.
“Kegiatan lain dari Satgas kecamatan sayang ibu juga membuat bank data dan donor darah. Sehingga ibu hamil yang memerlukan darah pada saat persalinan tidak kesulitan lagi. Cukup banyak data mengenai darah yang kami siapkan. Program dari gerakan sayang ibu itu sudah memiliki administrasi dan realisasi yang nyata. Mungkin indikator itu yang menjadi Toapaya menerima award KSI dari Presiden SBY,” demikian pengakuan Ronny Kartika.

No comments:

Post a Comment